السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kita tak bisa memastikan kapan akan Mati - Yang pasti bahwa semua akan Mati "Orang paling pandai orang yang paling ingat akan masalah kematian (Sabda Rasulullah saw.)"

Aku Agu Ema

Mengutik - ngutik kesakralan dalam hidupku adalah penting bagimu untuk mempelajari perjalanan hidupku.

Namaku sujono anak pertama dari ke enam saudara, tapi namaku di kartu menuju kesehatan (KMS) kata mamaku Syafrudin lahir 31 desember 1990 di lendo merupakan kampung aku hidup sejak lahir hingga lulus sekolah dasar bersama ayah, mama, dan ke-lima adik-adikku. begitu juga di ijazah MI, MTS, dan MAN tertulis tanggal, bulan, tahun, dan tempat lahir yang sama dengan yang di KMS yang beda cuman nama so’ kata mama namaku berubah ketika kepala sekolah menuliskan namaku “Sujono” di ijazah Mi dan menyusul AKTA kelahiran pun sama “Sujono”, om talib dan tanta mulia sering memanggilku  Liko Dango atau dalam bahasa indonesia artinya “ular kering”, di akun facebook dan twitter milik aku tertulis Nacha Sujono mulai terinspriasi menggunakannya seiring berjalan kegiatan pendidikan di MAN dan pemahamanku secara mendalam tentang tafsir  kedua kata “Nacha dan Sujono”, teman-temanku dimadrasah ibtidaiyah atau MI  sering mamanggilku Ta’i Kongko (bentuk kotoran manusia yang kering dan mengeras), kelas sebelas ke-dua temanku di MAN RUTENG dedi dan guntur memanggilku Jhodie karena aku tidak punya pacar namun tetap fan dan ceria alasan itu melandaskan mereka menyebutku sebagai Jhodie (Jomblo Ditinggal Enak), sedangkan sapaan akrab kepadaku begitu singkat oleh bung-bung dan jeng-jeng di organisasi dan kawan yang kenal dengan aku dikampus hanya empat huruf  J - h - o - n”, usia balita hingga kanak-kanak orang-orang dikampung baik anak-anak, remaja, dan kalangan dewasa sering meledek aku dengan lirik singkat bernada sindiran dan olokan “nuni dise jooono louder jhon”, atau jooono dise nuni louder  jhon artinya “nuni milik mereka jooono loder jhon”, “jooono milik mereka nuni looder jhon” hingga pada waktu aku sadar berdampak buruk pada psikologi kekanak-kanakanku sering membuatku menangis sedih bercampur jengkel, kalau tak tahan dengan sindiran mereka puncakan murka amarahku membeludak dan pecah. Tak jarang dari mereka yang meledek dengan sindiran lirik olokan kena dengan batu lemparanku baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Tatapi menurut aku namaku yang baik harus nama yang idiologis dan mewakili unsur-unsur yang mengikat sejarah perjalanan hidupku yang menggambarkan aku sebagai anak pertama anak petani yang tumbuh dan hidup berkembang di lingkungan areal persawahan, putra manggarai, bersifat patriotisme baik untuk bangsa maupun untuk daerah kelahiranku Nuchalale atau Kuni Agu Kalo,  beragama islam, hidup dalam bingkai budaya manggarai, enak didengar oleh aku sendiri dan membuatku tidak terpojokan, termarjinalkan dalam arti sosial human eror, tidak menyinggung perasaan aku perasaan orang lain dan suku manapun, dan memliki artiklulasi bahasa yang indah dan berdampak baik bagiku, memliki artian yang baik dan kemaslahatan jika disebut atau disapa orang merupakan sebuah permintaan do’a kepada tuhan untuk kebaikan aku, kelarga, agama, bangsa, tanah air dan alam semesta, terdiri dari tiga kata yang berasal dari bahasa manggarai, arab atau inggris, dan indonesia tentunya, memiliki latar belakang landasan sejarah bersifat familiar, berlian, dan urgen menjadi acuan dari pemberian nama kepadaku dari ayah dan ibu untuk mengenang aku dan keluarga terutama ayah dan ibu, bukan dari orang lain yang tidak mengerti sejarah dan impian yang ingin dicita-citakan terhadap aku oleh ayah sadikin dan mamaku.

Menurutku namaku “Sujono” tidak satupun mewakili unsur-unsur yang aku sebutkan diatas tadi apalagi kalau masuk dalam gambaran idiologis tentu sangat jauh dari kategori nama yang idiologis. Menurutku ada tiga  orang yang bertanggung jawab Dunia-Akhirat atas namaku yang pertama yang menipu dan menghasut, merayu, mempengaruhi secara psikologis berkedok pendekatan keluarga terhadap ayah dan mamaku supaya menamai aku dengan nama “sujono”. Yang ke-dua menuliskan namaku di ijazah juga bertanggung  jawab dunia-akhirat karena ketika menuliskan namaku di ijazah tidak terlebih dahulu menanyakan atau meminta rekomendasi mengenai namaku kepada ayah dan mamaku. Dan yang ketiga yang merubah secara sengaja penulisan namaku Syafruddin yang ada di KMS menjadi “Sujono” baik yang di akta kelahiran maupun di ijazah. yang membuatku kecewa karena yang menamai aku bukan ayahanda dan mamaku yang melahirkan aku. Aku berharap orang yang manamai aku bisa bahagia jika mendapatkan kebahagian dengan kesengsaraan jika mendapatkan kesengsaraan moral-moril, dunia dan akhirat.


Nama ayahku di KTP, buku nikahnya dan kuburannya “Musrikin” tapi aku tidak suka nama ayah di KTP juga membuat aku agak malu jika ditanya orang tentang nama ayah, alasannya banyak yang mengatakan kata yang berasal dari bahasa arab itu artinya dalam basasa indonesia “orang orang musyrik atau durhaka pada tuhannya” sedangkan menurut islam bapakku tidak durhaka karena dia bertuhan dan beragama islam terbukti tertulis di KTP dan buku nikahnya beragama islam, Namun bapakku jarang solat jika sebelum tiba bulan ramadhan, sedangkan jika dalam bulan ramadhan ibadahnya sangat rutin termasuk solat lima waktu dan berpuasa penuh sebulan walaupun dalam aktivitasnya harus bekerja keras mulai ayam berkokok hingga matahari terbenam, walaupun sudah berpuasa dan mengerjakan ibadah islam selama bulan ramadhan namun ayah sadikin pernah lupa hari lebaran idhul fitri, tahun 2000 saat itu setelah ia menyantap hidangan sahur dan melakukan solat subuh sendirian seperti biasanya ia sibuk dengan pekerjaannya pagi sekali pergi kesawah tempat ia menggembala kerbau dagangannya ketika ayah balik jam 08:00 kerumah baru saja duduk dan masih dengan lumpur hitam yang belum kering menutupi kulit di bagian kedua kakinya,  kami seluruh penghuni rumah selain ayah sadikin telah tiba dirumah setelah menyelesaikan solat idhul fitri. aku, mama dan adik-adikku memberi salam kepada penghuni isi rumah karena anggapan kami ayah sudah pulang dan nyampai dirumah terlebih dahulu dari pada kami, karena pintu rumah depan sedikit terbuka dan sandal ayah berada tepat depan pintu rumah setelah kami hampiri ayah diruang tengah dia masih asyik-asyikan duduk sambil mendengar siaran radio yang menyiar takbiran lebaran idul fitri ayah baru sadar setelah kami menghampirinya saya menanyakan perihal ketidak ikutannya dalam solat idhul fitri tahun itu, dengan ekspresi wajah malu dan menyesal dia menjawab  saya lupa nak kalau hari ini lebaran”, ayah benar-benar baru sadar hari itu lebaran setelah kami nyampai dirumah dan mendengar takbiran dari radio, di depan ayah dengan posisi berdiri sejenak aku merenung betapa ayah sadikin sangat bertanggung jawab dan berprilaku baik kepada ibu, dan kami anak-anaknya hingga membuatnya lupa hari lebaran demi menjalankan tugas wajibnya sebagai kepala keluarga untuk menghidupi seluruh keluarga. Hatiku serentak sedih melihat wajah melasnya walaupun ayah tersenyum dihadapanku tetapi kelelahannya tak dapat disembunyikan dari aku, ibu dan adik-adikku. Dari atas betis hingga ujung jari kakinya masih melekat tebal lumpur yang sudah mulai mengering, terlihat mengalir basah keringat dikeningnya sembari ku sodorkan sajadahku menghapus cairan keringat yang ada dibagian kening dan lehernya. Tatapi mengenai nama ayahku yang di KTP, buku nikah, dan di kuburan, aku sedikit terhibur jika orang menyebutnya dengan panggilan akrabnya “Ikin’ atau “musy”-nya hilang dan menjadi “i – k – i - n” karena menurutku artinya seperti hilang dari artian yang buruk bahkan nyaris tak punya arti kecuali hanya sebuah kata yang dapat menunjukan individu ayahku. jika seorang menyebut atau berbicara tentang si “ikin” artinya orang tersebut sedang berbicara atau menyebut tentang ayah aku.

Nama kelahiran dan kecil sebelum kelas enam sekolah dasar ayahku menurut cerita kawan-kawanya yang pernah hidup kecil bersamaan dimasanya menyebutkan “Sadikin”. Salah satu hobiku music, mendengarkan music suatu yang menyenangkan, bagi aku music dapat menghilangkan beban sementara, memberi fresh baru bagi fikiran, alunan lagu yang terurai dengan kata-kata yang puitis kadang menginspirasiku menggiring kedalam pembentukan cara fikir baru yang cemerlang di otak.

Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono  

Tidak ada komentar:

Baca juga topik dibawah ini:
Lihat kamus di Beranda!
DAFTAR EMAIL KAMU UNTUK BERLANGGANAN UPDATE Ujung Pena NS