السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kita tak bisa memastikan kapan akan Mati - Yang pasti bahwa semua akan Mati "Orang paling pandai orang yang paling ingat akan masalah kematian (Sabda Rasulullah saw.)"

Prilaku Tersesat Di Dunia Angan - Angan

Bila sensor akal sehat tak berfungsi, maka orang tidak mampu mencerna kenyataan yang ada. Penderitaan dirasuk angan-angan, sentimental, dan penuh kecurigaan. 

Benarkah film Indonesia disamping menawarkan mimpi, juga memvisualisasi  angan-angan? Barangkali lebih dari itu. Banyak kenyataan seperti yang digambarkan film serba tidak masuk akal. Pegawai negeri golongan III mampu membeli rumah seharga ratusan juta. Ini tidak masuk akal, tapi nyata.

Lalu pengusaha muda misalnya, misalnya, entah bagaimana bisa memiliki banyak perusahaan dan membangun rumah seharga 1 milyar. Tak percaya? Itulah kenyataan. Dan orang-orang dungu menjadi tokoh-tokoh penting. Ini pun nyata, jadi tidak Cuma dalam lakon petruk jadi raja.

Bila anda dihadapkan pada kenyataan semacam ini bertubi-tubi, bukan tidak mungkin anda pada akhirnya mempengaruhi pola piker aneh tapi nyata. Maksudnya, anda terdesak untuk menerima semua ini sebagai kebenaran, tanpa mempersoalkannya secara jernih dan tuntas.

Begitu pula halnya anak-anak muda, yang percaya bahwa merekalah manajer top, hanya dengan berdasi dan berpakaian rapi, lalu mengobrol lalu mengobrol soal bisnis di restoran mewah. Tampaknya kejanggalan dan kenyataan sudah berbaur tak karuan dalam pikiran mereka. Yang kemudian mereka yakini Cuma ini: bahwa mereka manajer top. Padahal, tidak top.

Menurut analisa psikologi, kondisi itu berakar pada tidak bekerjanya sensor akal sehat. Dr. Brendan Mehar, psikolog dari Harvard university, amerika serikat, mengatakan, di otak kita terdapat sirkuit untuk mengenali kejanggalan. “sebelum kita bisa memastikan apakah satu kenyataan masuk akal atau tidak, sensor di otak kita sudah lebih dulu menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang salah, ”kata ilmu jiwa itu.

Sensor itu memang bisa mengalami gangguan, hingga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, berbagai kejanggalan tidak lagi bisa di kenali. Gejalanya yang umum adalah angan-angan kemegahan yang begitu merasuk dalam jiwa penderita.

Dulu, dalam keadaan tertentu, angan-angan bisa berfungsi sebagai katup pengaman, untuk mengurangi depresi. Namun, penelitian maher dan beberapa psikolog lain – dipublikasikan akhir juni lalu – mengkritik teori ini. Mereka maju dengan teori baru yang meragukan fungsi angan – angan sebagai katup pengaman. Menurut maher, tidak semua angan – angan punya fungsi positif. Ada angan – angan yang sangat tidak masuk akal, yang justru melahirkan keyakninan sesat.

Psikilog Loren Champman dari University or Wisconsin menyimpulkan bahwa angan – angan yang menyesatkan itu adalah tanda – tanda awal dari penyakit jiwa. “mereka yang mengidap kecenderungan ini terbukti rentan terhadap gangguan mental,” katanya. Kesimpulan ini diperoleh setelah ia meneliti 162 responden, selama 10 tahun. Dari penelitian itu, diketahui bahwa hampir semua responden pada akhirnya kena gangguan mental. Beberapa diantaranya mengaku melihat UFO (Unidentified Flying Object) jenis piring terbang.

Dalam bukunya delusional Belief’s, Brendan maher membeberkan dasar – dasar teorinya tentang angan – angan yang menyesatkan itu. Selain dipengaruhi kenyataan sekeliling yang tidak masuk akal, lumpuhnya sensor akal sehat ini juga lantaran kelainan otak. Misalnya tumor otak, keracunan alcohol, dan epilepsy, dalam sebuah statistic, maher mengemukakan, 4 dari 100 orang terlihat jauh dalam angan – angan yang menyesatkan.

“Angan – angan adalah bagian dari proses perenungan yang bertujuan memecahkan teka – teki kehidupan, “tulis maher. Pada orang – orang normal, perenungan ini berakar pada pemikiran dialektis, tempat angan – angan lebih merupakan imajinasi diperlukan untuk proses abstraksi. Dari sini, lahirlah Reasoning, pemikiran yang bisa dipertanggungjawabkan.

Tapi, pada orang – orang tertentu perenungan itu dikusai pikiran yang bukan – bukan. Dari sini lahirlah produk yang kacau atau pendapat yang tak jelas. Karena tidak bersandar pada disiplin berfikir yang kuat, pendapat ini menjadi irasional. Tapi orang yang bersangkutan beranggapan bahwa pendapatnya itu benar. Malah menuntut agar dipercaya. Inilah keyakinan yang dan berbahaya.

Sejauh ini para peneliti sudah menemukan sekitar 70 jenis perilaku yang berangkat dari angan – angan sesat, yang diyakini sebagai kebenaran itu. Perilaku semacam ini akhirnya bermuara pada kelainan jiwa. Pada tahap ini, penderita dikusai oleh sentiment yang berlebihan. Dia juga haus akan perhatian istimewa atau rasa cinta dari orang – orang berpengaruh dalam hidupnya. Misalnya guru, pengajar di perguruan tinggi, atasan di kantor, sampai bintang film atau tokoh – tokoh terkenal lainnya.

Penderita juga cenderung berfikir rumit, yang kemudian meningkat pada kecurigaan yang akut. Misalnya, ia berkesimpulan bahwa ada rencana penghianatan dan niat jelek, melulu karena menemukan bukti yang sebenarnya sangat lemah. Disamping itu, angan – angan terhadap hal – hal megah, mewah, , serba besar, dan serba pahlawan masih terus menguasai jiwanya.

Dr. Hugh Hendrie, psikiater dari Indiana University School of Medicine, khusus mengamati bagaimana angan – angan itu berubah jadi keyakinan, lalu gangguan mental. “pada stadium tertentu, suatu angan – angan dengan kuat mempengaruhi emosi penderitanya, “kata ahli jiwa itu. Kondisi ini membuat si penderita terserap ke dunia angan – angan, dan terisolasi di sana. Namun, berbagai manifestasi dunia angan - angan ini, menurut Hendrie, tak segera bisa terdeteksi. Padahal, bila pada stadium awal penderitanya bisa disadarkan, gangguan mental mungkin bisa dihindari. “kelainan jiwa mulai Nampak bila pikiran penderita tersesat semakin jauh, “kata Hendrie.

Penderita biasanya lalu terpaku pada satu pokok persoalan,dan secara ekstrim menganggapnya sebagai masalah yang sangat penting. Misalnya merasa punya misi, hanya karena mendapat bisikan dari makhluk ruang angkasa. Pelbagai tindakannya mulai aneh, dan pada stadium ini sudah bisa di diagnose apakah mengidap skizofrenia, paranoia, atau maniak – drepresif.

Tempo, 29 juli 1989.

Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono

Tidak ada komentar:

Baca juga topik dibawah ini:
Lihat kamus di Beranda!
DAFTAR EMAIL KAMU UNTUK BERLANGGANAN UPDATE Ujung Pena NS