السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kita tak bisa memastikan kapan akan Mati - Yang pasti bahwa semua akan Mati "Orang paling pandai orang yang paling ingat akan masalah kematian (Sabda Rasulullah saw.)"

Sajak NS Gelap Gulita Watulendo Agustus

KOTE-PEJUK-CEKA – NDO’O  WAKAK MATA LE

Agustus kebodohan menciptakan duka cita

Malam–malam kau keluarkan materi santet yang telah kau pelajari, begitu rajin kau melayani nafsu setan, kotoran pantat dicium bau terasa harum pengaruh saraf poti wollo, membuat yang tidak normal jadi normal, membuat bahaya jampi – jampi jadi ancaman henti hembusan nafas target, orang tidur tidak bangun lagi, menyisahkan bekas cekikan lebam merah dileher mungkin organ lain, nyawa dipercepat copot dari raga oleh ulah manusia binatang. Kau begitu canggih juga sadis mencuri informasi kau perintah khadammu berhati lebih keji dari iblis yang teramat keji


***

Sunset, awan hitam berselaweran gelap gulita meninggalkan kesan khas sore itu, di SANUR BALI oleh NS
Pagi kematian tiba di rumah tangis lirih menyeru teramat seru, memecah keheningan subuh, hentak kaki hilangkan rasa dingin menghembus pori – pori duka.
Masih pagi tiba dirumah pembawa kabar kematian ditengah kampong. Mengeluarkan tangan dari saku gamis yang tak tahan dingin terpa angin pagi.
Tok – tok seret kesadaran mama dari selimut, sejenak terhentak berdebar menebar dihati, menyelimuti, sembari bertanya apa siapa
Guru yang telah alim sekali lagi tok – tok. Wajah pucat nanar menaungi manusia pintu itu, teramat pagi.
Bala, duka, rengkok, leros, lirih menetap di kampong kami ulah sang abdi poti wollo, pergilah ma ke rumah duka itu, sadarkan dirimu bahwa hidup ini bisa ditentukan selain tuhan atas kematianmu, saya, dia, mereka. Kita semua.

***

Ada khabar dari keponakan yang sering membawa rokok kerumah duka, pagi tadi bapak tua itu bersua denganku tentang sekolah, tentang sawah yang kering kerontong, tentang irigasi yang tak mengalir air, tentang koruptor yang tidak diputuskan hukumannya, telah terputus hukuman untuk korupto. Rokok masih sisa sedikit yang belum terhisap ditangannya.

***

Membangun rumah baru kau iri, anak sekolah kau dengki, orang bahagia kau tak suka, orang hasil melimpah kau tak terima, orang sejahtera kau benci
Kau adalah iri
Kau adalah dengki
Kau tak pernah merasa suka
Kau tak pernah merasa terima
Kau adalah kebencian
Semua kebaikan didunia tak kau suka, kau menghambat kemajuan, kau kekecilan yang besar kepala.

***

Kau begitu menyakiti
Kau begitu menyengsarakan
Kau begitu sumber kebodohan
Kau merasuki jiwa yang tak berdosa
Kau begitu menyesatkan
Kau begitu tolol
Kau begitu serakah
Kau begitu hitam hati
Kau begitu menjengkelkan
Kau begitu seperti setan

***

kau memang begitu.
Enyahlah kau dari perkembangan manusia, enyahlah cukupkan semuanya kemungkaran angkara murka yang kau ciptakan di desaku.

***

Lindungilah kami, dari manusia seperti begitu allah.

***

 Jogjkarta, 10 agustus 2015

Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono 
 

Tidak ada komentar:

Baca juga topik dibawah ini:
Lihat kamus di Beranda!
DAFTAR EMAIL KAMU UNTUK BERLANGGANAN UPDATE Ujung Pena NS